Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa
Latinhortus (tanamankebun) dan cultura/colere (budidaya), dan
dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan
secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura
digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura
meliputi pembenihan,
pembibitan, kultur
jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi.
Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura
merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan
pada budidaya tanaman buah
(pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran
(olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah
satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena
segar.
Orang yang menekuni
bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.
Komoditas Hortikultura
Indonesia yang
terletak di tropis membuat Indonesia menjadi surga biodiversitas komoditas hortikultura.
- Pomologi / Frutikultur : Manggis, Mangga, Apel, Durian, Salak, dll
- Florikultura : Melati, Mawar, Krisan, Anyelir, Begonia, Bugenvil, dll
- Olerikultura : Tomat, Selada, Bayam, Wortel, Kentang, (Melon & Semangka: termasuk kelompok tanaman sayuran yang di panen buahnya) dll
- Biofarmaka : Purwoceng, Rosela, Kunyit, dll
- Lansekap : Taman Bali, Taman Jawa, dll
Ilmuwan Hortikultura Indonesia
Indonesia mempunyai
sejumlah ilmuwan hortikultura ahli dan ternama dibidangnya, diantaranya :
- Pomologi / Frutikultur : Lilik Setyobudi, Sumeru Ashari
- Florikultura : Sitawati, Ellis Nihayati, Roedhy Poerwanto
- Olerikultura : Agus Suryanto, Lily Agustina, M. Dawam Maghfoer, Anas D. Susila
- Biofarmaka : Tatik Wardiyati
- Lansekap : Euis E. Nurlaelih [1]
Organisasi Hortikultura Indonesia
Di Indonesia
berkembang sejumlah organisasi profesional di bidang hortikultura, yaitu :
- Asosiasi pemasar hortikultura (ASPERTI)[2]
- Asosiasi ekspor sayur dan buah Indonesia (ASEBSI)[3]
- Asosiasi ekspor hortikultura Indonesia (AEKI)[4]
- Asosiasi produsen perbenihan hortikultura Indonesia (Hortindo)[5]
- Asosiasi pengusaha hortikultura Indonesia (APHI)[6]
- Perhimpunan hortikultura Indonesia (PERHORTI)[7]
Perguruan Tinggi Hortikultura
Indonesia mempunyai
beberapa perguruan tinggi yang membuka kelas dan melakukan riset secara
intensif di bidang hortikultura.
- Universitas Brawijaya (UB)[8]
- Institut Pertanian Bogor (IPB)[9]
- Universitas Mataram (Unram)[10]
- Universitas Lampung (UNILA) Miliknya Varezky [11]
Direktorat Jenderal Hortikultura
Pemerintah Indonesia
mengelola sektor Hortikultura melalui Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian
Pertanian RI. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian [12],
maka Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai :
Tugas :
Merumuskan serta melaksanakan Kebijakan dan Standarisasi Teknis di bidang
Hortikultura.
Fungsi :
- Penyiapan perumusan Kebijakan di bidang Perbenihan dan Sarana Produksi, Budidaya, serta Perlindungan Tanaman Hortikultura;
- Pelaksanakan Kebijakan di bidang Perbenihan dan Sarana Produksi, Budidaya, serta Perlindungan Tanaman Hortikultura;
- Penyusunan Standar, Norma, Pedoman, Kriteria dan Prosedur di bidang Perbenihan dan Sarana Produksi, Budidaya, Perlindungan Tanaman Hortikultura;
- Pemberian Bimbingan Teknis dan Evaluasi di bidang Perbenihan dan Sarana Produksi, Budidaya, serta Perlindungan Tanaman Hortikultura;
- Pelaksanakan Administrasi Direktorat Jenderal.
Dalam rangka
menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai Susunan
Organisasi yang terdiri dari :
- Sekretariat Direktorat Jenderal
- Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi
- Direktorat Budidaya Tanaman Buah
- Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka
- Direktorat Budidaya Tanaman Hias
- Direktorat Perlindungan Hortikultura
Undang-Undang Hortikultura
Pada hari selasa 26
oktober 2010 [13]
di Rapat Paripurna DPR RI ditetapkan Undang - Undang No. 13 tahun 2010 tentang
Hortikultura [14].
Undang-undang Hortikultura ditujukan untuk memuat norma strategis dan kedalaman
teknis yang memadai agar mendorong penciptaan iklim yang kondusif bagi
penyelenggaraan dan pengembangan usaha hortikultura ke depan. Aplikasi
Undang-Undang Hortikultura melalui peraturan pelaksanaan dan perangkat
manajerial yang tepat, diharapkan dapat mendorong perubahan paradigma, menciptakan
dukungan kebijakan, serta mendorong terobosan dan percepatan dalam pembangunan
hortikultura
II.
BUNGA
Bunga哗哗消化 (flos) atau kembang
adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga
(divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan
berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari
dan putik). Bunga
secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut
sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga
majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam
konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga
berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan
berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah
struktur yang membawa biji.
Fungsi bunga
Fungsi
biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan
(mikrospora) dan betina
(makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang
diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga
memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu
penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas,
juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
Manusia sejak lama
terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu
penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman
hias. Melihat bunga adalah refreshing mata paling menarik untuk menyegarkan
Morfologi bunga
Bunga adalah batang dan daun yang
termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang
oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat
dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan
lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga). 画 Bunga hampir
selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu
takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri
bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial)
dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga
sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara
bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau
hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua
bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah
sebagai berikut:
- Kelopak bunga atau calyx;
- Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
- Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunaniandros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
- Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Organ reproduksi
betina adalah daun
buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium)
dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum,
jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung
putik terdapat kepala putik atau stigma
untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus
berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga
yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang
"umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat
bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara
tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman
berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya
mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki tiga organ atau kelipatannya.
III.
BUAH
Buah adalah organ pada tumbuhan
berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah
dalam lingkup pertanian
(hortikultura) atau pangan
adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai
buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk
dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang
lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa
disebut buah sejati.
Buah seringkali
memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena
di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme
tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid,
hingga terpena
dan terpenoid.
Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
Pengertian botani dan ilmu pangan
Kesenjangan
pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Buah sejati
|
Bukan buah
sejati
|
|
Buah-buahan
|
Bukan
perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet |
|
Bukan
buah-buahan
|
Perkembangan
dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede |
Bukan
perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari |
Dalam pandangan botani, buah adalah
sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan,
yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta
dengan jaringan
yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar
luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ
tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]
Dalam batasan
tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain.
Namun juga bulir
(kariopsis) padi,
'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polongkacang
tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu
monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.
Buah semu dari tin, Ficus
carica.Dinding luar buah semu adalah dasar bunga majemuk yang menangkup,
menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing adalah sebutir buah.
Arti hortikultura atau pangan
Buah dalam
pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh
masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi longgar. Istilah
"buah-buahan" dapat digunakan untuk pengertian demikian. Buah-buahan
adalah setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan
(biasanya) berdaging atau banyak mengandung air.
Dapat dijumpai, buah
sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran,
seperti buah tomat,
buah cabai, polong
kacang
panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak
sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu
monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati
adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk),
buah nangka
(yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang
berwarna putih (Jw.beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging
buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau buah nanas.
Buah adalah
pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi
satu atau lebih bakal biji (ovulum),
yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan,
yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah
serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh
menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus
tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang
berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot
yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami,
yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti
sel keduanya.[2]
Setelah itu, zigot
yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh
menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh
menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan
pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara
itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen)
dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga
buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak.
Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding
dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]
Dinding buah, yang
berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal
sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di
bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium),
atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam
atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa
lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]
Pada sebagian buah,
khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang
bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak,
mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang
membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka
buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk
mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu
macam buah terbentuk.
Tipe-tipe buah
Buah-buah itu
sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema
pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang.
Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan
buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).
Baik buah sejati
(yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan
atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]
- buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
·
Buah kurung bunga
pukul empat (Mirabilis jalapa)
- buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
·
Buah geluk
sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu
- buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
·
Buah kotak durian lai (Durio
kutejensis) beruang lima
Buah kering
Buah tunggal, atau
tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas
bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya
keras dan mengayu
atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus),
yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering
selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens)
dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu
biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe
keras.
Buah bumbung Sterculia
balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah
Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis,
atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan
kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah
terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan
teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.
Bulir atau buah padi
adalah buah sekaligus biji.
Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum).
Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis
sel), endospermia (tempat
penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
Buah polong johar (Senna
siamea)
Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium)
memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan
kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga
pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah)
bunga
matahari.
Buah pala (Myristica
fragrans) yang memecah
Buah keras (nux)
Buah keras atau
geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau
lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji
sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit
biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Buah buni
sebangsa ceplukan
(Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang turut
berkembang bersama buah
Beberapa jenis buah
keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang
berguna untuk menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah
bersayap (samara) semacam ini contohnya adalah buah meranti (Shorea)
dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.
Buah kering yang
memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih
dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk
memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:
Buah batu embacang (Mangifera
foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang
berserabut
Buah berbelah (schizocarpium)
Buah berbelah (schizocarpium)
memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya.
Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam
ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri.
Contohnya adalah kemangi
(Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae,
dan lain-lain.
Buah kendaga
Buah kendaga (rhegma)
seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga
bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah.
Contoh: para (Hevea),
jarak (Ricinus).
Buah kotak
Terdiri atas satu
atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun
kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Ada banyak
macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua
daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya.
Buah ini membuka dengan bermacam-macam cara. Contohnya adalah durian (Durio),
anggrek
(Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya adalah arilus
(salut
biji), perbesaran dari selaput penutup biji.
Selain itu, masih
ada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:
Buah bumbung
Buah bumbung (folliculus)
berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji.
Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut.
Contohnya adalah widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).
Buah polong
Buah polong (legumen)
terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula
ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan terbuka
menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya adalah aneka jenis polong-polongan
(Fabaceae, atau dulu disebut Leguminosae).
Buah lobak
Buah lobak (siliqua)
tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu.
Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih
berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah
tembuni,
sebelum pada akhirnya terlepas. Contohnya adalah jenis-jenis Cruciferae.
Buah berdaging
Buah-buah tunggal
berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu
perkecualiannya adalah pala
(Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:
Buah buni
Buah buni (bacca)
mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp
atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan
berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya adalah buni (marga Antidesma),
belimbing
(Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum)
.
Buah mentimun
Buah mentimun (pepo)
serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat.
Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya
bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya adalah mentimun (Cucurbita)
dan kerabatnya.
Buah jeruk
Buah jeruk (hesperidium)
adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar
yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga
karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat,
dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di
antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).
Buah batu
Buah batu (drupa)
memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti
kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal
dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya adalah mangga (Mangifera),
dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut.
Buah delima
Dinding luarnya
liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat,
bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal
berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima (Punica).
Buah ganda
Buah berganda adalah
buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak
seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal
beberapa macam buah berganda. Misalnya:
- buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
- buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
- buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
- buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
Buah majemuk
Buah majemuk adalah
buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari
banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada
akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah
majemuk, di antaranya:
- buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
- buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
- buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
- buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).
Terlihat pada foto
di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace
berkumpul dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah
diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh menjadi buah batu (drupa).
Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada akhirnya saling luluh menjadi
sebutir buah batu majemuk.[6]
Pada beberapa
jenis tumbuhan, seperti pace,
bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita
dapat melihat adanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang
bersamaan di satu pohon
Sesuai dengan
definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada
buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah–
yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi buah, baik bagian-bagian itu
menjadi bagian utama buah ataupun bukan.[
Buah tak berbiji
Keadaan tak berbiji
merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivarpisang dan nanas adalah
contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih
mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]
Pada sejumlah
spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi,
yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan
sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan.
Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses
pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu,
keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak
tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang
dikenal sebagai stenospermokarpi,
yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.
Jeruk sukun (tak
berbiji)
Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk
dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini
bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya buah
yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]
Pemencaran oleh binatang (zookori)
Pemencaran oleh
binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak
mengandung gula atau
bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau
mengandung tepung
dan minyak yang
menghasilkan energi.
Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren,
dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu,
setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama
tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula
yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia.
Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4]
Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae)
memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu
(Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya
yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]
Cara lain adalah apa
yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di bagian
luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau
duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan
binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon),
sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan
lain-lain.[4]
Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan
cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran
oleh binatang.[12]
Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk buah samara,
menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan
dan Sumatra.
Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di
hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek
merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan
biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.[4]
Alih-alih buahnya,
pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat
melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum),
mahoni (Swietenia),
atau tusam (Pinus).
Biji kapas (Gossypium)
dan kapok (Ceiba)
memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.
Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang
dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus)
yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah
jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia)
atau putat (Barringtonia).[4]
Buah bakau (Rhizophora)
telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan
hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung
ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di
bawahnya.[13]
Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh
di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air
sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut
dan tumbuh menjadi pohon.
Pemencaran sendiri
Beberapa banyak
macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai mekanisme
pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan pada peristiwa higroskopi
atau turgesensi.[4]
Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak
kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait
melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di
dalamnya ke kejauhan. Contohnya adalah buah para (Hevea),
yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai
macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan
biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens),
karena sifat lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk bermain.
Buah kotak
sejenis pacar air (Impatiens walleriana)
IV.
SAYURAN
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadarair
tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal.
Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur.
Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara
yang lainnya harus diolah terlebih dahulu dengan cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng
(agak jarang), atau disangrai. Sayuran berbentuk
daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan.
Etimologi dan penjelasan istilah
"Sayuran"
merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen
pendamping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental.
"Sayuran" adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk
jamur) yang ikut dimasak bersama sayur tersebut; dengan pengungkapan lain:
segala sesuatu yang dapat atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar
bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan.
Istilah
"sayuran" tidak bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian
vegetatif dari tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya). Beberapa sayuran adalah bagian
tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif,
seperti bunga
(misalnya kecombrang
dan turi), buah (misalnya terong dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang
merah). Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol
jagung. Meskipun bukan tumbuhan, bagian jamur yang dapat
dimakan juga digolongkan sebagai sayuran.
Walaupun berkadar
air tinggi, buah-buahan tidak dianggap sayur-sayuran karena biasanya
dikonsumsi karena rasanya yang manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa
sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah.
Nutrisi
Sayuran dikonsumsi
dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama
maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu
dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung
sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber
dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah
diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti
racun.
Namun, seringkali
sayuran juga mengandung racun dan antinutrients seperti α-solanin,
α-chaconine [13], enzim inhibitor (dari cholinesterase, protease, amilase,
dsb), sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi. [14]
Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat dpt
dimakan, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari diet sayuran. Cooking and/or
other processing may be necessary to eliminate or reduce them. Memasak dan /
atau pengolahan lainnya mungkin diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi
mereka.
Melakukan diet
dengan mengonsumsi jumlah sayuran dan buah-buahan yang cukup dapat menurunkan
risiko penyakit jantung dan diabetes tahap 2. Dengan diet ini pula, dapat
membantu melawan kanker dan mengurangi keropos tulang. Selain itu, dengan kita
mengonsumsi zat potasium (banyak ditemui pada buah dan sayur-mayur) akan membantu
mencegah terbentuknya batu ginjal.
Pigmen Warna
Warna hijau yang ada
pada daun sayuran berasal dari adanya pigmen klorofil (zat hijau daun).
Klorofil ini dipengaruhi oleh pH (keasaman) dan berubah warna menjadi hijau
olive dalam kondisi asam, dan berubah menjadi hijau cerah dalam kondisi basa.
Sejumlah asam tadi dikeluarkan dari batang sayuran dalam proses memasak,
khususnya bila dimasak tanpa penutup.
Warna kuning/oranye
yang ada pada buah-buahan berasal dari zat yang bernama karotenoid. Dimana zat
ini juga dipengaruhi oleh proses memasak yang normal atau perubahan pH (zat
asam).
Warna merah/biru
pada beberapa buah dan sayuran (contoh: kubis merah dan buah blackberry) adalah
karen zat anthocyanin, yang mana zat ini sensitif terhadap perubahan pH. Ketika
pH dalam keadaan netral, pigmen berwarna ungu, ketika terdapat asam, menjadi
merah, dalam kondisi basa, menjadi biru. Pigmen ini sangat larut dalam air.
Keselamatan
Untuk keamanan
pangan, para CDC merekomendasikan penanganan buah-buahan yang tepat dan
persiapan untuk mengurangi risiko kontaminasi makanan dan keracunan makanan.
Buah-buahan segar dan sayuran harus dipilih dengan hati-hati. Di toko, mereka
tidak boleh rusak atau memar dan pra-potong potong harus didinginkan atau
dikelilingi oleh es. Semua buah-buahan dan sayuran harus dicuci sebelum makan.
Harus dilakukan tepat sebelum menyiapkan atau makan untuk menghindari kerugian
prematur. Buah-buahan dan sayuran harus disimpan terpisah dari makanan mentah
seperti daging, unggas, dan makanan laut, serta peralatan memasak apapun atau
permukaan yang mungkin bersentuhan dengan mereka (misalnya talenan).
Buah-buahan dan sayuran, jika mereka tidak akan dimasak, harus dibuang jika
mereka telah menyentuh daging mentah, unggas, makanan laut atau telur. Semuanya
dipotong, dikupas, atau buah-buahan dan sayuran yang dimasak harus didinginkan
dalam waktu 2 jam. Setelah waktu tertentu, bakteri berbahaya dapat tumbuh pada
mereka dan meningkatkan risiko keracunan makanan.
0 komentar:
Posting Komentar